Rabu, 12 Januari 2011

TAMAN SAFARI PRIGEN



PUNCAK Gunung Arjuna yang membiru dan berselimutkan kabut menjulang di arah utara. Di sisi timur, membentang lembah hijau dengan tegalan dan persawahan serta rumah-rumah penduduk di antara rimbunnya pepohonan. Itulah sejauh-jauh mata memandang dari Desa Jatiharjo, Kec. Prigen, Kab. Pasuruan, Jawa Timur. Suatu desa yang berkembang menjadi objek wisata cukup menarik sejak kehadiran Taman Safari Indonesia (TSI) di wilayah itu.
Masyarakat Jawa Timur sendiri mengenal TSI yang beroperasi sejak tahun 1997 itu sebagai "Taman Safari Prigen".
Objek wisata satwa alam "adik kandung" TSI Cisarua Bogor itu, sama-sama didirikan pengusaha Johan Manansang disuatu kawasan hutan lindung yang berhawa sejuk.

Berbeda dengan TSI Cisarua Bogor yang telah sangat populer dan senantiasa kebanjiran pengunjung, Taman Safari Prigen yang terletak di jalur utama antara Kota Surabaya dengan Kota Malang termasuk relatif "sepi" pengunjung. Pada hari-hari libur, Taman Safari Prigen yang berjarak sekira enam kilometer dari jalan raya Surabaya - Malang ke arah barat itu memang cukup padat. Namun pada hari-hari biasa, baik jalanan dari arah jalan raya Surabaya – Malang maupun di lokasi Taman Safari yang mencapai luas 400-an hektare tampak lengang.


Secara geografis, Taman Safari Prigen yang dihuni belasan jenis satwa - terutama satwa yang dilindungi – memiliki pesona alam yang tidak jauh berbeda dengan Cisarua Bogor. Bagi pengunjung Taman Safari Prigen, baik yang membawa kendaraan sendiri maupun yang menumpang mobil-mobil angkutan umum dan ojek, akan dapat menikmati keindahan panorama sejak dari jalna raya Surabaya - Malang sampai ke hutan lindung di lereng Gunung Arjuna tersebut.

Lokasi Taman Safari Prigen sendiri, tepat berada di pinggang gunung sekira 600-800 di atas permukaan laut (dpl). Itu sebabnya, suhu udara Taman Safari Prigen pada siang hari terasa sejuk. Itu sebabnya, puncak Gunung Arjuna lebih sering berselimutkan kabut, terutama pada musim penghujan yang basah.



Daya tarik Taman Safari Prigen sudah terasa, manakala pengunjung sempat memperhatikan pedusunan di sepanjang jalan antara jalan raya Surabaya - Malang sampai ke Taman Safari. Di kiri-kanan jalan sempit yang meliuk-liuk naikturun, rumah-rumah penduduk tampak rindang oleh tumbuhan tanaman hortikultura. Hampir di setiap pekarangan penduduk Desa Jatiharjo, ditumbuhi pohon buah-buahan, seperti rambutan, manggis, mangga dan lain-lain.
Sedangkan tanah tegalan yang terlihat subur ditumbuhi tanaman sayur mayur dan hamparan persawahan menghijau oleh tanaman padi. Sebelum memasuki Taman Safari Prigen, pengunjung yang melintas jalan desa beraspal sepanjang sekira enam kilometer akan mendapati gapura-gapura berbentuk gading gajah. Gapura di pintu masuk ke taman wisata satwa alam sendiri, berbentuk bangunan mirip patung spinx dari Mesir. Di balik gapura itu, terbentang hutan lindung yang sebagian terdiri dari tanaman pinus.



MENGUNJUNGI Taman Safari Prigen yang sehari-hari senyap, para wisatawan harus melewati beberapa pos pemeriksaan. Bagi wisatawan yang tidak menggunakan mobil pribadi, pengelola Taman Safari Prigen menyediakan mobil angkutan khusus yang akan membawanya berkeliling taman melewati jalur jalan di seantero hutan lindung tersebut. Para wisatawan yang "bertualang" di Taman Safari Prigen akan dibuat penasaran, karena dalam jarak dua sampai tiga kilometer dari gerbang masuk belum akan menemui satwa-satwa galak yang dilindungi berkeliaran di kirikanan jalan. Setelah melintas beberapa pintu besi yang digerakkan secara otomatis, barulah para wisatawan dapat menyaksikan satwa-satwa yang dikelompokkan ke dalam beberapa benua. Pada satu sektor ditempatkan satwa-satwa langka asal Amerika Serikat, di sektor lain ada satwa asal Afrika, Eropa, Asia dan lain-lain.




1 komentar:

  1. saya termasuk pecinta satwa langka makanya hampir tiap bulan berkunjung ke tsi 2 mari kita sayangi satwa satwa yang ada jangan sampai punah

    BalasHapus